Tiap baris suci
Menyimbah naluri yang
Tandus tersepi.
Tentang Guntur Kilat dan Jalan Kelam
Pekak bisu buta tercampak Tiap langkah merangkak buntu Hala jalan tiada tertampak Unggun hayat terlenyap kelu Guntur kilat merekah langit Jalan cerah kembali kelam Hati resah jiwa terhimpit Hanya doa pencerah suram Nyawa kami dalam Tangan-Nya Tiap insan terlingkungkepung Jangan kami ditulibuta Pada Engkau kami bernaung. Terilham oleh Albaqarah 15-20
Tentang Soldadu Yang Pulang
Sejak dari awal Dalam lapangan juang ini Kau memegang peran terpendam Soldadu tenang dan berani Mengangkat panji amar Menyeka noda mungkar Berpesan dengan penuh haq dan sabar Kendatipun jalanmu berliku Terpulau dari saf haraki itu Kau tetap beranut pada jalan sederhana Berjuang penuh ikram Melawan tiada berdendam Menyanggah tanpa menikam Budi santun bersulam erat Gigih usaha sepenuh kudrat Pesanmu pada kami Di setiap penghujung hari Ketika tubuh merebah letih Doa dipohon beriring tasbih: "Moga semua dosa mereka Dan dosa diriku jua Diampun maaf oleh Yang Esa." Maka tidur tenang berlena Hati sejuk diredup redha Kini kau pulang ke alam baqa: Sandarkanlah panjimu itu Rehatkanlah beban sang soldadu Damai aman kini milikmu. (buat Allahyarham Salahuddin Ayub, moga rohnya diberkati dan dilindungi Allah jua)
Tentang Jalan Mustaqim
Sewaktu aku masih muda
Aku sering membayangkan
Masa depan yang penuh petualangan
Pancaroba dunia yang mendewasakan
Pentas puji yang memuliakan
Dan kini, di usia begini
Aku lebih mengerti
Bahwa kehidupan panjang ini
Hanya sedetik di mata Ilahi
Dan seluruh dunia tercipta ini
Hanyalah satu gelanggang uji
Yang memaknakan hina dan seri insani
Setiap darjah rendahtinggi
Hanya terukur dari iman dan amal abdi
Semuanya diatur sejak azali
Menurut dustur Tuhan ikrami
Maka aku insaf mengenangkan
Kerdil hina seorang insan
Segala adu perang
Semua tuah malang
Setiap jatuh julang
Hanya umpama debu jalanan
Di jalan mustaqim kewujudan.
Tentang Takabbur
Siapa Tuhan kamu?
- Allah Tuhanku.
Tapi siapa Tuhan kamu?
- Allah sesungguhnya Tuhanku.
Ah, siapa sebenarnya Tuhan kamu?
- Tiada melainkan Allah sahajalah Tuhanku.
Kamu kata Allah itu Tuhan kamu,
tapi yang kamu puja dan sanjung dan yang kamu sembah,
adalah:
wang ringgit yang kau kantungkan
kereta besar yang kau supirkan
bisnes dagang yang kau buru
gadis polos yang kau pujukrayu
pingat gelar yang kau pamerkan
puji bodek yang kau cembungkan
Dan yang paling kau sembah melainkan segalanya,
yang kau agungkan melangkaui semuanya, ialah:
nafsu engkau yang kau turutkan
ego engkau yang kau lambungkan
status engkau yang kau gilapkan
diri engkau yang kau akbarkan
Maka hari ini
terimalah habuanmu
wahai sang hamba yang angkuh haloba
wahai insanhina yang ujub bangga:
“Man Rabbuka” pencetus debur
leburlah engkau dalam takabbur
lumatlah engkau sehingga hancur.
Tentang Beban
Takkan Tuhan menambah beban Melainkan kau mampu menahan Atas daya setiap insan. Hasil baik semua usaha Hasil jahat semua durjana Semuanya ‘kan kau tanggung jua. Maka doa dipohon angkat: Wahai Tuhan pemilik Rahmat! Jangan kami terkira laknat Andai kami terkhilaf ingat. Wahai Tuhan segenap alam! Jangan kami Engkau bebankan Persis kaum dimasa silam. Wahai Tuhan maha semesta! Jangan kami Engkau bebankan Sedang tiada kami berdaya. Dan maafkan silapnya kami Ampunkanlah dosanya kami Rahmatilah kesemua kami Yang bertegas menentang musuh Engkau jua Pemberi Ampuh Beri kami Menang yang Kukuh. Terilham oleh Al Baqarah 286.
Tentang Baris-Baris
Baris baris ini memuji Hanya Engkau, Tuhan Ikrami Shair zikir tiada henti Mengucap salam ke arash tinggi Baris baris ini meratib Shukur sungguh padamu Allah Alam maya beratur tertib Sembah sujud tiada lelah Baris baris ini memuja Hanya Engkau, Seagung Tuhan Ampun kami pohon selama Nyawa masih dikandung badan.
Tentang Lambaian Kaabah
Susur lembah menghijau lata Tenang denyut sungai mengalir Lambai Kaabah menggamit jiwa Hamba sujud tatkala mampir.
Tentang Gertak Izra’il
Jantungku terdetak
Seakan terhenti mendadak
Pesan tabib seakan mengasak
Jiwa gelora bergejolak
Siapa saja pasti tersentak
Bila Izra’il datang menggertak
Seluruh alam bagai menyalak
Bingit jiwa berapi marak
Wahai Tuhan Maha ar-Razzaq
Pada engkau jiwa berpasak.